Memandang Sesama Seperti Tuhan Memandangnya

Relasi merupakan hal yang rumit. Relasi dapat memberikan begitu banyak cinta dan sukacita, tetapi juga menantang kita-terutama ketika kita tidak melihat segala sesuatunya secara langsung. ...

LECTIO DIVINA

10/9/20242 min baca

Galatia 2:1-2,7-14

Relasi merupakan hal yang rumit. Relasi dapat memberikan begitu banyak cinta dan sukacita, tetapi juga menantang kita-terutama ketika kita tidak melihat segala sesuatunya secara langsung.

Dalam bacaan pertama hari ini, Santo Paulus berbicara tentang dinamika ini di antara jemaat di Galatia. Mereka berdebat tentang apakah orang-orang bukan Yahudi di antara mereka perlu menerima sunat dan menaati hukum Taurat. Sebagai tanggapan, Paulus mengingatkan mereka akan Konsili Yerusalem, ketika ia dan Barnabas bertemu dengan Yakobus, Yohanes, dan Petrus untuk membahas pertanyaan yang sama (Galatia 2:9).

Perselisihan itu telah mengancam untuk memecah belah Gereja yang masih muda, tetapi ketika para rasul mendengarkan Paulus, mereka “menyadari kasih karunia yang dianugerahkan kepadanya” (Galatia 2:9). Mereka dapat melihat Roh Kudus bekerja dengan penuh kuasa melalui pelayanan Paulus kepada orang-orang bukan Yahudi. Lebih dari itu, mereka setuju bahwa setiap orang percaya, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Pada akhirnya, mereka tidak mengharuskan orang bukan Yahudi untuk disunat (Kisah Para Rasul 15:7-11).

Paulus ingin agar orang-orang percaya Yahudi di Galatia mengakui kasih karunia Allah yang sama dalam kehidupan saudara-saudari bukan Yahudi dan sebaliknya. Ia memohon kepada mereka untuk melihat satu sama lain sebagai anggota satu keluarga (Galatia 6:10). Namun, hal itu tidak mudah bagi mereka - dan juga tidak mudah bagi kita. Sulit untuk melepaskan pendapat kita, dan hal itu dapat merenggangkan hubungan kita. Tetapi Yesus dapat menolong kita untuk mengenali kasih karunia-Nya yang bekerja di dalam diri orang lain, dan hal itu dapat memperkuat ikatan kasih.

Jadi, bagaimana hal ini bisa terjadi? Langkah pertama yang baik adalah mengenali dan melepaskan segala prasangka negatif yang Anda miliki. Dengan Roh Kudus, Anda dapat melihat kualitas-kualitas positif dalam diri orang lain dan memiliki pandangan yang baik terhadap mereka.

Kedua, Anda dapat bersikap rendah hati. Ketika Anda ingat bahwa Allah telah menunjukkan belas kasihan kepada Anda, Anda akan memandang orang lain dengan lebih penuh belas kasihan dan mengenali kasih karunia Allah yang bekerja di dalam diri mereka. Anda melihat kesabaran yang ditunjukkan seorang ayah kepada anak-anaknya atau ketekunan seorang rekan kerja di kantor. Anda melihat ketenangan iman dari seorang peserta misa yang berlama-lama berdoa, atau Anda bersukacita ketika melihat seseorang mengulurkan tangan kepada tetangganya yang kasar. Dan ini dapat menggerakkan Anda untuk melakukan hal yang sama.

Hari ini, izinkanlah Roh Kudus menolong Anda untuk menghargai kasih karunia Allah di dalam seluruh keluarga Allah.

“Tuhan, aku ingin memandang saudara-saudari saya seperti Engkau memandang mereka!”