Bertobat dan Berbuah

"Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Luk 13:8-9)

LECTIO DIVINA

3/23/20251 min baca

Dalam Injil hari ini, Yesus mengakhiri seruan pertobatan-Nya dengan sebuah perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pemilik pohon itu, setelah tiga tahun tidak menghasilkan buah, memutuskan untuk menebangnya. Namun, tukang kebun itu mencegahnya: “Tuan, biarkanlah pohon itu tahun ini juga, dan saya akan mengolah tanah di sekelilingnya dan menyuburkannya; mungkin pohon itu akan berbuah di masa depan. Jika tidak, engkau boleh menebangnya” (Lukas 13:8-9). Orang banyak yang mendengarkan perumpamaan ini kemungkinan besar mengingat bahwa Israel disebut sebagai “kebun anggur Tuhan,” yang “menghasilkan buahnya pada musimnya” (Yesaya 5:7; Mazmur 1:3). Mereka tahu bahwa Allah menginginkan umat-Nya menghasilkan buah dalam perbuatan baik, tetapi Yesus mengingatkan mereka bahwa Allah juga bersedia menunjukkan kesabaran kepada orang-orang berdosa. Dalam belas kasihan-Nya, Dia akan “menumbuhkan” dan “memelihara” mereka sementara Dia menunda hari penghakiman mereka.

Kita semua tahu bahwa Allah itu sabar, tetapi kita tidak tahu kapan hari penghakiman itu akan tiba. Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang Yahudi Galilea yang dibunuh oleh Pilatus (Lukas 13:1-3). Orang-orang yang mendengar tragedi ini bertanya kepada Yesus, apa yang telah mereka lakukan sehingga mereka harus menerima nasib seperti itu. Apakah mereka dihukum karena dosa mereka? Yesus menyanggah logika ini dan mengingatkan para pendengarnya bahwa mereka bukanlah pendosa yang lebih besar daripada orang lain. Sebaliknya, Dia memperingatkan, tragedi ini seharusnya mendorong kita semua untuk bertobat.

Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk bertobat, tetapi juga untuk “menghasilkan buah-buah yang baik sebagai bukti pertobatan kita” (Lukas 3:8). Buah-buah inilah yang menjadi inti dari masa Prapaskah: Bertobat dan setia kepada Injil. Kabar baiknya adalah bahwa kita tidak dibiarkan untuk menghasilkan buah sendiri. Yesus, Tukang Kebun kita yang setia, ada di sini untuk menolong kita menghadapi perkara-perkara dalam hidup kita yang membutuhkan pertobatan. Dia akan merawat tanah hati kita, memangkas ranting-ranting yang membawa kita kepada dosa, dan mencurahkan kasih karunia-Nya untuk menolong kita bertumbuh.

“Terima kasih, Tuhan, karena telah menolong aku bertobat dari dosa-dosaku dan menghasilkan buah!”