St. Bruno Mengajarkan kepada Kita Nilai Keheningan dan Kontemplasi
Keheningan dan kontemplasi, ciri khas Santo Bruno, membantu kita menemukan persatuan yang mendalam dan terus menerus dengan Tuhan di tengah-tengah kesibukan sehari-hari.
MONASTIK
Philip Kosloski
10/8/20241 min read
Salah satu ciri khas kehidupan Santo Bruno adalah dedikasinya untuk hening dan kontemplasi, sebuah tradisi yang terus berlanjut di biara-biara Kartusia.
Pada tahun 1084, beberapa abad setelah berdirinya Ordo Benediktin, seorang pria terpelajar di Jerman bernama Bruno merasa frustrasi dengan kebobrokan para imam dan uskup di kota dan pergi ke padang gurun untuk mencari tempat yang sunyi dan damai.
Dia akhirnya mendirikan ordo religius Kartusian, yang secara resmi dikenal sebagai Ordo Santo Bruno.
Keheningan dan kontemplasi
Paus Benediktus XVI merefleksikan kehidupan Santo Bruno dalam sebuah homili yang ia sampaikan pada tanggal 6 Oktober 2006. Di dalamnya ia menyoroti dedikasi Santo Bruno terhadap keheningan dan kontemplasi:
"Seperti yang terlihat jelas, misi Santo Bruno, orang kudus hari ini, dapat dikatakan, ditafsirkan dalam doa untuk hari ini, yang mengingatkan kita, meskipun agak berbeda dalam teks Italia, bahwa misinya adalah keheningan dan kontemplasi."
Dia kemudian menjelaskan mengapa kita harus memasukkan keheningan dan kontemplasi ke dalam hidup kita sendiri:
"Tetapi keheningan dan kontemplasi memiliki tujuan: mereka melayani, dalam gangguan kehidupan sehari-hari, untuk menjaga persatuan permanen dengan Tuhan. Inilah tujuan mereka: agar persatuan dengan Tuhan selalu hadir dalam jiwa kita dan dapat mengubah seluruh keberadaan kita."
Paus Benediktus XVI percaya bahwa keheningan dan kontemplasi sangat penting bagi kehidupan rohani kita, apa pun panggilan kita saat ini:
"Keheningan dan kontemplasi, ciri khas Santo Bruno, membantu kita menemukan persatuan yang mendalam dan terus menerus dengan Tuhan di tengah-tengah kesibukan sehari-hari. Keheningan dan kontemplasi: berbicara adalah panggilan yang indah bagi seorang teolog. Inilah misinya: di tengah-tengah kesibukan di zaman kita dan di waktu-waktu lain, di tengah-tengah banyaknya kata-kata, untuk membuat kata-kata yang esensial didengar. Melalui kata-kata, ini berarti menghadirkan Firman, Firman yang berasal dari Allah, Firman yang adalah Allah."
Meskipun kita mungkin tidak dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdiam diri dan merenung seperti para biarawan Kartusia, kita dapat belajar dari mereka dan menerapkannya sedikit demi sedikit dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita dapat duduk dan mendengarkan suara Tuhan secara teratur.
Pertapaan Trappist Lamanabi
Desa Lamanabi RT004/RW002, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur 86251, Nusa Tenggara Timur
© 2024. All rights reserved.
Bandara terdekat: GEWAYANTANA (LKA) - Larantuka